Medan – Ketua Perkumpulan Pengusaha Penggilingan Padi/Beras Indonesia (Perpadi) Sumatera Utara, H Ardhi Kusno, mengimbau masyarakat petani bersama institusi pertanian terkait bersinergi untuk mewujudkan swasembada pangan.
“Swasembada pangan membutuhkan sinergi,” tegasnya saat hadir dalam Sosialisasi Pengadaan Gabah Perum Bulog Kanwil Sumut bersama Gapoktan dan Mitra Pangan Pengadaan tahun 2025, di Gudang Perum Bulog Kanwil Sumut, kawasan Jalan Mustafa Medan, Sabtu (11/01/2025).
Secara nasional, lanjutnya, Sumut merupakan lumbung pangan untuk wilayah Barat Indonesia. Di tahun 2025, misalnya, ditargetkan sebanyak 4.029.552 ton Gabah Kering Giling (GKG) dihasilkan dari areal pertanaman seluas 814.638 Hektar (Ha). Produksi padi tersebut bakal bertambah sebanyak 542.845 ton dari program Optimalisasi lahan sawah.
“Saat ini, produktivitas padi petani di Sumatera Utara rata-rata 5,4 ton per hektar dan terus ditingkatkan melalui beragam program pertanian,” tuturnya.
Kendati demikian, kata Ardhi Kusno, beras yang dihasilkan para petani Sumut masih belum sepenuhnya dimanfaatkan pihak Perum Bulog untuk mengisi cadangan beras.
“Harga yang ditawarkan pihak Bulog sesuai ketentuan pemerintah masih terlalu rendah, sehingga pengelola penggilingan padi memilih beras premium yang diproduksinya dijual ke pasar bebas,” paparnya yang hadir bersama Wakil Ketua Perpadi Sumut, H Fuad dan Sekretaris Perpadi Sumut, Eryadi Zaidun.
Ia berharap, pihak Perum Bulog memiliki kebijakan dalam hal ini agar bisa menyerap beras lokal. Apalagi, Presiden Prabowo Subianto, sebelumnya telah bertekat untuk meminimalisir impor sejumlah bahan pangan, bahkan, menghentikannya, dalam upaya menampung hasil panen petani.
“Harus kita akui, sejak setahun terakhir, transformasi Perum Bulog sangat luar biasa karena mau bersentuhan langsung dengan masyarakat petani, sehingga petani tidak lagi khawatir akan terjadinya penurunan harga gabah saat panen raya,” pujinya.
Anggota Dewan Pengawas Perum Bulog, Arifin Sulaiman, yang hadir pada kesempatan itu, menyambut positif saran dari pihak Perpadi Sumut.
“Instruksi Presiden, Bapak Prabowo, sudah jelas, apabila hasil panen petani tidak terserap, maka Bulog akan menampungnya,” sebutnya lantas menyatakan, dua Cita dari Asta Cita pemerintah yakni kebutuhan pokok terpenuhi dengan harga terjangkau, serta petani tersenyum karena harga jual produknya bagus.
Arifin menambahkan, nantinya beras yang berada di gudang Bulog tersebut didistribusikan sesuai kebutuhan negara, seperti program bantuan pangan.
“Kita sangat berharap, mitra kerja seperti Perpadi dan juga institusi pertanian, termasuk Dinas Pertanian, bersama-sama terlibat dalam mewujudkan swasembada pangan,” tuturnya.
Sementara, Kepala Perum Bulog Kanwil Sumut, Budi Cahyanto, mengingatkan para petani dan pelaku penggilingan padi untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan agar produk pertaniannya bisa mendapatkan harga sesuai HET dari Bulog.
“Bulog selalu siap menampung produk pertanian para petani sesuai HET bila sesuai persyaratan, salah satunya rendemen padi (persentase berat beras yang dihasilkan dari penggilingan gabah, red) atau pun beras,” ujarnya.
Ia mengklaim, Perum Bulog menjadi operator pemerintah melalui pemberian harga yang terbaik untuk para petani. Kemitraan dengan berbagai pihak terkait, salah satunya Perpadi Sumut, diyakini mampu membebaskan Indonesia dari ketergantungan bahan pangan impor.
“Seandainya bapak-ibu petani menghasilkan 6 ton per hektar setiap panen, mohon minimal sisihkan saja satu ton untuk dijual ke Bulog agar bisa memperkuat cadangan beras nasional,” imbaunya. Fey