|

Sumut Butuh Penguatan Kelembagaan Petani

Pimpinan KEP Beringin Sejahtera, Dedi Iswanto, memperlihatkan kemasan beras sehat yang diproduksinya, beberapa waktu lalu. Foto Fey

Medan – Provinsi Sumatera Utara terus berupaya memperkuat kelembagaan kelompok tani agar mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga petani.  

“Kita terus berupaya memperkuat kelembagaan kelompok tani agar petani tidak lagi fokus ke on farm tapi mengembangkan off farm melalui produk olahan,” papar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, H Rajali, melalui Plh Sekretaris Dinas, HM Juwaini, di ruang kerjanya, Jumat (27/09/2024).

Dikemukakannya, selama ini mayoritas petani masih fokus dalam usaha budidaya pertanian dan tidak memiliki kemampuan untuk melakukan proses pengolahan hasil panen yang lebih bernilai ekonomis. Melalui kelembagaan kelompok, kata Juwaini, rutinitas On Farm tersebut secara perlahan beralih ke Off Farm yang terkait pemasaran hasil panen.

“Mulai dari kualitas, ragam produk olahan hingga packaging, diajarkan kepada para petani agar hasil panen bisa dijual lebih mahal,” tukasnya.

Lebih lanjut dikatakan, pengembangan sektor hilir pertanian sangat layak dilakukan. Hal ini mengingat, bila di sektor hilir telah terbangun, maka sektor hulu bakal ikut membaik. 

“Bila hilir maju, otomatis sektor hulu juga akan maju,” tegasnya.

Hal itu dibenarkan Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut, H Sutarman.

“Sudah sejak lima tahun terakhir, penguatan kelembagaan kelompok tani dilaksanakan melalui program SIMURP (Strategic Irrigation Modernization Urgen Rehabilitation Project, red), yakni pembentukan Kelembagaan Ekonomi Petani di dua lokasi percontohan, yakni Kabupaten Deliserdang dan Serdangbedagai,” ungkapnya melalui aplikasi WhatsApp.

Perwakilan Dinas Ketapang TPH Sumut, Mugiono, memaparkan dukungan pemerintah terhadap sektor pertanian di Kabupaten Langkat, dalam pelatihan kepada petani dan pengurus BUMDes di Kantor Bupati Langkat di Stabat, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Ia mengklaim, peran Balai Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai pusat pembelajaran petani, informasi dan jejaring pemasaran di tingkat kecamatan sangat strategis untuk mewujudkan hal itu. Menggandeng petani milenial yang memiliki inovasi dan jejaring lebih luas, pihaknýa berharap para petani bisa mendapatkan nilai tambah sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

“Peran KEP harus ditingkatkan melalui cara memaksimalkan kegiatan ‘Off Farm' agar para petani bisa mendapatkan nilai tambah dari hasil panennya,” ujarnya.

Ditemui di ruang kerjanya, Sub-Koordinator Kelembagaan Penyuluhan Bidang Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut yang juga pelaksana program SIMURP di Sumut, Syafnurdin Asroi, menyatakan, sejumlah KEP di Kabupaten Deliserdang telah menghasilkan berbagai produk. KEP Tanjung Garbus Jaya, misalnya, menghasilkan pestisida nabati dan pupuk organik cair (POC) serta di Kecamatan Beringin memproduksi beras sehat.

“Hingga saat ini, kita sudah mencatat ada sebanyak 15 KEP di Sumatera Utara yang sudah berproduksi dengan beragam produk olahan pertanian,” tuturnya.

Manajer Asosiasi Sembada Beras Sleman, Ir R Bangun, mengisahkan keberhasilan Gapoktan Sidomulyo Godean Sleman, Provinsi DIY, beberapa waktu lalu. Foto Ist
Sebelumnya, Manajer Asosiasi Sembada Beras Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ir R Bangun, menyoroti pentingnya penguatan kelembagaan kelompok tani untuk peningkatan kesejahteraan keluarga petani.

“Gapoktan (Gabungan kelompok tani, red) Sidomulyo Godean Kabupaten Sleman, sudah membuktikannya,” papar Bangun dihadapan puluhan peserta pelatihan untuk petani dan pengurus BUMDes (Badan Usaha Milik Desa, red) di Ruang Pola Kantor Bupati Langkat di Stabat.

Dikemukakannya, Gapoktan Sidomulyo di Gancahan VII Desa Sidomulyo Kecamatan Godean Kabupaten Sleman, Provinsi DIY itu merupakan gabungan dari enam kelompok tani (poktan), satu kelompok peternak, satu kelompok peternak ikan dan satu Kelompok Wanita Tani yang berdiri pada 15 Maret 2008. Bermodalkan lahan persawahan seluas 150 hektar, beragam produk beras organik dihasilkan, seperti beras merah, beras putih, dan beras hitam, selain bawang merah dan bekatul. Tidak kurang 270 ton beras dihasilkan setiap bulan dari Gapoktan Sidomulyo.

“Kita juga memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat yang ditawarkan pihak perbankan untuk pinjaman modal usaha budidaya kepada para petani,” sebutnya.

Kesuksesan tersebut mendorong Gapoktan Sidomulyo bersama 21 gapoktan lainnya sepakat untuk mendirikan  Asosiasi Beras Sembada Sleman dengan Akta Pendirian Notaris No 10 tertanggal 6 September 2019. Berbekal areal persawahan seluas 3.400 ha, sejumlah perangkat pendukung mulai dibangun, diantaranya, kantor dan gudang cadangan pangan berkapasitas 500 ton, mesin penggilingan padi, dan Rumah kemas beras organik.

Pada kesempatan itu, nara sumber dari Dinas Ketapang TPH Sumut, Mugiono, mendukung upaya Pemkab Langkat untuk mendorong para petani meningkatkan kesejahteraan keluarganya melalui penguatan kelembagaan kelompok tani.  Apalagi, Kabupaten Langkat menjadi  salah satu sentra pertanaman padi di Sumut, sehingga beragam bantuan rutin dikucurkan ke ‘negeri bertuah' ini.

“Tahun 2024, bantuan benih padi ke Langkat sebanyak 127.475 kilogram untuk 5.099 hektar dan bantuan program Optimalisasi lahan sebanyak 150.400 kilogram untuk 6.016 hektar, serta benih jagung seluas 2.700 hektar,” urainya. Fey

Komentar

Berita Terkini