|

Energi Listrik Minimalisir Biaya Petani

Sekretaris KTNA Sumut, Sartono Amnas, saat berada di lokasi penangkaran tanaman kedelai, beberapa waktu lalu. Foto Ist
Medan - Pihak Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sumatera Utara mengapresiasi Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding, MoU) yang dilakukan Pemkab Langkat dengan PT PLN (Persero) Unit Induk Sumatera Utara UP3 Binjai dalam penyediaan pasokan listrik melalui program Smart Electric Point beberapa waktu lalu di Stabat.

“Kerja sama itu akan menguntungkan petani karena penggunaan listrik mampu meminimalisir biaya pengeluaran petani saat melakukan budidaya,” papar Ketua KTNA Sumut, Purnama Dewi Daulay, melalui Sekretaris KTNA Sumut, Sartono Amnas, di Medan, Senin (30/09/2024).

Menurutnya, pemanfaatan energi listrik tersebut mampu meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani karena biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan menggunakan minyak solar untuk mengoperasikan mesin pertanian.

“Jaringan listrik akan lebih aman untuk mengairi sawah dengan mesin pompa air, memasang lampu perangkap hama, atau pun menerangi ternak dan lahan yang memerlukan pengawasan intensif,” sebut Sartono Amnas.

Pihaknya juga meyakini, pemanfaatan energi listrik memudahkan lahan pertanian tadah hujan untuk meningkatkan indeks pertanamannya. Mahalnya biaya operasional mesin pompa air yang menggunakan bahan bakar minyak, kata Sartono Amnas, akan mampu diminimalisir dengan kehadiran jaringan listrik di lahan pertanian.

“KTNA Sumatera Utara akan terus menyosialisasikan manfaat jaringan listrik kepada para petani agar bisa meminimalisir biaya pengeluaran saat mengolah lahan pertaniannya,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua Perkumpulan Pengusaha Penggilingan Padi/Beras seluruh Indonesia (Perpadi) Sumut, H Ardhi Kusno.

“Jaringan listrik bisa memangkas biaya pengeluaran para pengelola kilang padi hingga 40 persen,” tegasnya.

Tidak hanya itu, Ardhi Kusno juga mengakui, beragam manfaat akan dirasakan para petani dan peternak saat menggunakan jaringan listrik dalam usahataninya. Beberapa diantaranya, untuk mesin penghangat ternak ayam, traktor atau pun bajak listrik, mesin pengairan/irigasi listrik, lampu ultraviolet untuk pertanian, mesin otomatis alat pakan ternak, mesin pencacah pakan ternak, mesin untuk produksi pupuk kompos, teknologi pakan ikan otomatis, mesin listrik budidaya ikan hingga cold storage.

“Kita juga akan menyosialisasikan manfaat jaringan listrik ini di sektor pertanian,” paparnya.

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, H Rajali, melalui Plh Sekretaris Dinas, HM Juwaini, mengklaim, elektrifikasi di sektor pertanian ini akan meningkatkan keuntungan bagi petani karena adanya efisiensi. Apalagi, saat ini minat masyarakat untuk bertani semakin berkurang.

"Jika pertanian menjanjikan keuntungan dan kesejahteraan, anak muda pasti akan melirik sektor ini," tuturnya.

Juwaini menyatakan, sektor pertanian memiliki sejumlah tantangan, mulai dari berkurangnya SDM untuk menggarap tanah, lahan kering hingga penyempitan lahan akibat peralihan fungsi. Atas dasar itu, dibutuhkan pengembangan teknologi pertanian melalui pemanfaatan jaringan listrik.

"Penggunaan energi listrik menjadi bagian dari modernisasi pertanian yang mampu meminimalisir pengeluaran petani dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan petani,” paparnya.

Dalam MoU sebelumnya, Manajer PLN UP3 Binjai, Darwin Simanjuntak, menjelaskan, program Smart Electric Point, bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam penggunaan listrik prabayar. 

"Smart Electric Point ini akan sangat bermanfaat bagi pelaku usaha, UMKM, dan sektor pertanian seperti tambak udang. Masyarakat hanya perlu mengisi token listrik, yang selain praktis juga mencegah terjadinya pencurian arus listrik," katanya.

Lebih lanjut dikemukakan, program ini bisa dilakukan di lahan yang telah memiliki jaringan listrik. Menariknya, instalasi listrik berbentuk kotak segi empat itu bisa dipindahkan ke berbagai lokasi tanpa dipungut Biaya Penyambungan, serta bisa digunakan untuk sementara waktu.

“Ini merupakan salah satu inovasi PLN dengan pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani di Kabupaten Langkat,” tandasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini