|

Petani Sumut Butuh Sumur Dangkal

Petugas PHP Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat, Djunaidi SP, memperlihatkan lahan persawahan yang mengalami kekeringan saat melakukan monitoring Dampak Perubahan Iklim, Rabu (24/07/2024). Foto Ist
Kisaran –  Kekeringan mulai melanda lahan pertanian di sejumlah kabupaten wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut).  Pembuatan sumur dangkal (sistem bor) di lahan non-irigasi mutlak dibutuhkan agar proses pertanaman berlangsung lancar.

“Di Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan, ratusan hektar lahan belum ditanam padi dan ribuan hektar yang sudah ditanami terancam gagal panen akibat kekeringan,” ungkap Ketua Kelompok tani (Poktan) Sri Murni Dusun 9 Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga, Syaiful, melalui aplikasi WhatsApp, Jumat (26/07/2024).

Ia mengklaim, kondisi serupa dialami para petani di wilayah Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan. Kekeringan mengakibatkan areal persawahan dalam kondisi retak-retak. Sejumlah anggota poktan yang berinisiatif membuat sumur bor untuk mengairi persawahannya, juga tidak berdaya mengatasi kekeringan tersebut.

“Hanya sebagian kecil persawahan yang bisa diairi dari sumur bor melalui pemanfaatan pompa,” tukasnya.

Semula, kata Syaiful, bendungan di Kecamatan Buntu Pane yang selesai dikerjakan sejak dua tahun lalu itu, diharapkan mampu menjadi pemasok air untuk ribuan ha pertanaman padi masyarakat. Ironisnya, harapan itu tidak terwujud karena ketiadaan irigasi tersier. Apalagi, lokasi pembuatan irigasi tersier tersebut melintasi lahan milik PTPN.

“Sampai saat ini, masyarakat masih terus bersengketa dengan pihak PTPN, sehingga petani kesulitan mengairi persawahannya,” keluh Syaiful. 

Pihaknya berharap, Pj Gubsu Agus Fatoni, bisa memikirkan nasib ribuan petani di Kabupaten Asahan yang merupakan salah satu sentra penanaman padi di Sumut.

“Kami memohon kepada Bapak Kepala Dinas Ketapang TPH (Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, red) Sumatera Utara dan Penjabat Gubernur Sumatera Utara untuk segera membuat saluran irigasi dari Sungai Silau agar petani  tidak terganggu saat menanam padi,” pintanya.

Berdasarkan laporan dari pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan (PTPH dan PMKP) Dinas Ketapang TPH Sumut, kekeringan juga terjadi di sejumlah kabupaten. Di Langkat, misalnya, areal persawahan di tiga kecamatan terdeteksi kekeringan. Begitu juga di Kabupaten Deliserdang, tepatnya di Kecamatan Hamparan Perak.

Kepala UPTD PTPH dan PMKP Sumut, H Marino, yang dihubungi via selulernya mengaku akan melakukan monitoring Dampak Perubahan Iklim (DPI) ke sejumlah kabupaten pada pekan depan. Kendati demikian, pihaknya telah mendistribusikan pompa air ukuran 2 inchi, 3 inchi dan 4 inchi untuk dipinjam pakai poktan dalam mengairi persawahan yang kekeringan. 

“Kita sudah siagakan pompa air di setiap gudang Brigade Proteksi yang ada di berbagai kota/kabupaten untuk dipinjam-pakaikan anggota poktan agar bisa mengairi areal pertanamannya,” tuturnya.

Ia menyatakan, Gudang Brigade Proteksi dimaksud berada di Kota Medan (membawahi wilayah Karo, Dairi dan Pakpak Bharat), Gudang Brigade Deliserdang (Deliserdang, Serdangbedagai, Binjai, Langkat dan Tebingtinggi), Gudang Brigade Asahan (Asahan, Batubara, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan), Gudang Brigade Simalungun (Simalungun, Siantar, Toba, Samosir, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan), Gudang Brigade Tapanuli Selatan (Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan, Padang Lawas dan Padang Lawas Utara), serta Gudang Brigade Sibolga (Tapanuli Tengah dan Sibolga). 

Kepala Seksi Pengamatan dan Pengendalian OPT Pangan, DPI dan MKP UPTD PTPH dan PMKP Sumut, Amran, saat melakukan monitoring DPI di Kabupaten Langkat, beberapa waktu lalu. Foto Ist 
Sementara, Kepala Seksi Pengamatan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Pangan, Dampak Perubahan Iklim dan Mutu Keamanan Pangan UPTD PTPH dan PMKP Sumut, Amran, mengemukakan, tiga kecamatan di  Kabupaten Langkat yang mengalami kekeringan berada di Desa Alur 2 Kecamatan Sei Lepan, Desa Karang Anyar Kecamatan Secanggang dan Desa Perdamaiam Kecamatan Binjai. Dari 100 ha pertanaman padi di Desa Alur 2 dengan usia tanam berkisar 7-30 Hari Setelah Tanam (HST), dilaporkan seluas 20 ha diantaranya mengalami kekeringan. 

Begitu juga 295 ha tanaman padi usia tanam berkisar 7-14 hari yang dikelola Poktan Sahabat Tani di Desa Karang Anyar Kecamatan Secanggang, seluas 15 ha diantaranya mengalami kekeringan. Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan kondisi pertanaman padi usia tanam 35 hari seluas 15 ha di Desa Perdamaian Kecamatan Binjai yang mengalami kekeringan.

“Selain pemanfaatan pompa air, untuk lahan persawahan tadah hujan sangat membutuhkan sumur dangkal sebagai sumber airnya,” sebut Amran di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan.

Pihaknya juga berencana untuk mengajukan permohonan pembuatan sumur dangkal ke pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian, agar target padi Sumut tahun 2024 sebanyak 4.158.022 Gabah Kering Giling (GKG), setara 2.648.660 ton beras, bisa terwujud.

“Tahun lalu, Kabupaten Asahan mendapatkan bantuan pembuatan sumur dangkal sebanyak 40 titik di lahan pertanaman padi seluas 100 hektar, dan ternyata cukup efektif dalam meminimalisir kekeringan saat musim kemarau sekarang,” urainya. Fey

Kekeringan mengakibatkan kondisi lahan persawahan di Kabupaten Asahan mengalami retak-retak,beberapa waktu lalu. Foto Ist


Komentar

Berita Terkini