|

Bimtek Analisis Konsumsi Pangan Bapanas Berakhir di Medan

Para peserta Bimtek Analisis Konsumsi Pangan Bapanas foto bersama dengan Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, dan Kadis Ketapang TPH Sumut, H Rajali, usai pembukaan di Grand City Hall, Jalan Balaikota No 1 Medan, Kamis (11/07/2024). Foto Fey

Medan – Medan menjadi kota terakhir pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Analisis Konsumsi Pangan berdasarkan Pola Pangan Harapan (PPH) yang digagas pihak Badan Pangan Nasional (Bapanas). Berlokasi di Grand City Hall, Jalan Balaikota No 1 Medan, kegiatan yang diikuti perwakjlan dari kabupaten/kota di wilayah Sumatera I, yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Barat, berlangsung selama 10-12 Juli 2024.

“Bimtek ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan petugas daerah dalam perhitungan skor PPH sekaligus mengukur kualitas PPH di wilayahnya masing-masing,” papar Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Andriko Noto Susanto, saat membuka kegiatan Bapanas yang bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, Kamis (11/07/2024).

Apalagi, lanjutnya, pihak Bapanas telah menetapkan target skor PPH pada tahun 2024 sebanyak 95,2 dari skor ideal 100. Peningkatan target skor itu didorong pencapaian tahun lalu berkisar 94,1 dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebanyak 94.

“Diperlukan peningkatan kompetensi petugas seiring digencarkannya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pola konsumsi yang B2SA dalam upaya mewujudkan target skor tahun 2024,” ungkap Andriko.

Ia mengklaim, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional semakin serius terhadap gerakan penganekaragaman konsumsi pangan yang mengarah kepada konsumsi B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman, red) untuk pemenuhan nutrisi masyarakat. Pihaknya meyakini, peningkatan target tersebut akan mendorong terjadinya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat untuk menangani berbagai permasalahan pangan, seperti pengentasan daerah rawan pangan dan gizi serta penurunan angka stunting di Indonesia.

Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Andriko Noto Susanto. Foto Fey

“Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah setiap individu mampu memperoleh pangan yang cukup, beragam, bergizi seimbang, dan aman sehingga dapat hidup sehat, aktif, dan produktif," sebutnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, mengakui pencapaian skor PPH Sumut pada tahun 2023 hanya berkisar 90,8 dari target JKPMD sebesar 92. Salah satu faktor penyebabnya, tingkat konsumsi nasi masyarakat Sumut masih tergolong tinggi, yakni 116 kg per kapita per tahun.

“Kita masih terus berupaya mengubah pola konsumsi masyarakat menuju konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman untuk memantapkan ketahanan pangan nasional,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Sementara, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, Ahmad Fauzan, menjelaskan,  analisis konsumsi pangan dan skor PPH merupakan salah satu instrumen untuk menilai situasi konsumsi pangan penduduk, baik jumlah maupun keanekaragaman komposisi pangan. Perrhitungan skor PPH merupakan hasil dari pengumpulan, pengolahan, dan analisis data konsumsi susunan beragam pangan. 

“Itu berdasarkan proporsi keseimbangan energi dari sembilan kelompok pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak, dan lemak, buah atau biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah, serta lain-lain misalnya minuman dan bumbu,” urainya. 

Kadis Ketapang TPH Sumut, H Rajali. Foto Fey

Lebih lanjut dijelaskan, sejumlah nara sumber tampil, diantaranya Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Rinna Syawal, menyampaikan materi bertajuk ‘Situasi Konsumsi Pangan Tahun 2023 dan Kebijakan Penganekaragaman Mendukung Peningkatan Kualitas Konsumsi Pangan’, serta Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I, Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Edison Siagian menyampaikan materi ‘Penguatan Peran Pemerintah Daerah Mendukung Pencapaian Target Konsumsi Pangan. Kemudian, tampil Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS, Ahmad Avenzora, membawakan materi berjudul ‘Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2023 dan Pemanfaatannya Mendukung Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional.

“Dari akademisi, tampil Bapak Yayat Heryatno dari IPB membawakan materi ‘Metodologi Penghitungan Skor PPH berdasarkan Susenas 2023’ dan ‘Praktik Pengolahan dan Interpretasi Data Konsumsi Pangan berbasis PPH serta Guru Besar IPB, Bapak Profesor Drajat Martianto menyampaikan materi ‘Teknik Analisis Konsumsi Pangan Wilayah berbasis PPH berdasarkan data Susenas,” tandasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini