|

Perpadi Sumut Jajaki Kerja Sama dengan Dinas Ketapang TPH

Ketua DPD Perpadi Sumut, H Ardhi Kusno (kemeja biru), menyerahkan hasil kesimpulan Rapimnas Perpadi di Yogyakarta, kepada Sekretaris Dinas Ketapang TPH Sumut, Hj Lusyantini, yang didampingi Kabid Tanaman Pangan, HM Juwaeni, di Kantor dinas tersebut, kawasan Jalan AH Nasution Medan, Selasa (25/06/2024) sore. Foto Fey

    Medan – Guna memperkuat peran kelembagaannya, pengurus Dewan Pimpinan Daerah Perkumpulan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (DPD Perpadi) Sumatera Utara menjajaki kerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut. Nantinya, kerja sama tersebut akan mampu memetakan produksi gabah dan beras di Sumut, termasuk asal gabah yang digiling di kilang padi, serta tujuan beras setelah digiling, dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di daerah ini.

    "Kerja sama dengan Dinas Ketapang TPH sangat penting karena institusi ini bertanggungjawab terhadap produksi padi di wilayah Sumatera Utara," papar Ketua DPD Perpadi Sumut, H Ardhi Kusno, saat beraudensi dengan Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, diwakili Sekretaris Dinas, Hj Lusyantini, di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan Selasa (25/06/2024) sore.

     Diakuinya, selama ini pihak Dinas Ketapang TPH Sumut tetap mendukung kegiatan DPD Perpadi Sumut. Namun, kata Ardhi Kusno, hal itu masih sebatas kegiatan seremonial.

    "Kita ingin memperkuat peran DPD Perpadi Sumatera Utara sebagai wadah dari para pengusaha penggilingan padi dan beras yang sebenar-benarnya," tegasnya yang saat itu didampingi Wakil Ketua Perpadi Sumut, H Fuad, Sekretaris, H Eryadi Zaidun dan Koordinator Promosi dan Informasi, H Iman Rahmat Catur.

    Guna mewujudkan hal itu, pihak DPD Perpadi Sumut berencana untuk berkomunikasi secara intensif dengan para pemilik penggilingan padi dan pelaku usaha perberasan, agar mampu menyerap kendala yang ditemui di lapangan. Nantinya, beragam kendala yang ditemukan di lapangan, dibahas secara bersama-sama dengan melibatkan pihak-pihak terkait, sehingga akan ditemukan solusinya.  

   "Kita akan berupaya secara maksimal melakukan pembinaan termasuk memfasilitasi para pelaku usaha penggilingan padi dan perberasan yang menjadi anggota DPD Perpadi Sumatera Utara,” ujarnya.

   Ardhi Kusno menambahkan, program revitalisasi mesin penggiling padi yang umumnya dimiliki pengusaha berskala kecil, yakni berkapasitas 10-12 ton, juga terus 'disuarakan' agar mampu meminimalisir tingkat kehilangan hasil saat memproses gabah menjadi beras. Berdasarkan pengamatan di lapangan, tingkat kehilangan hasil mulai dari proses pemanenan, perontokan bulir padi dari tangkai, pengangkutan penjemuran hingga penggilingan, berkisar 10-15%. 

    "Revitalisasi mesin penggiling padi menjadi suatu keharusan," tuturnya. 

    Pada kesempatan itu, Ardhi Kusno juga menginformasikan hasil pertemuan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Perpadi tahun 2024 yang berlangsung 12-13 Juni 2024 di Yogyakarta. Beberapa diantaranya seperti kondisi perberasan di Tanah Air akan semakin sulit akibat faktor iklim yang tidak mendukung, seperti badai El Nino (berdampak kekeringan) dan La Nina (berdampak banjir). Kemudian, perlunya pengawalan terhadap pertanaman padi hingga mampu menuai hasil panen maksimal, termasuk ketersediaan air, benih unggul dan pupuk yang tepat waktu. Tidak kalah pentingnya, adanya regulasi untuk pengusaha penggilingan padi berskala kecil agar bisa tetap tumbuh.

    "Kita ingin agar DPD Perpadi Sumatera Utara menjadi 'rumah' bagi para pengusaha kilang padi dan pelaku usaha perberasan di provinsi ini," sebutnya.

Ketua DPD Perpadi Sumut, H Ardhi Kusno, bersama sejumlah pengurus, berdiskusi dengan Sekretaris Dinas Ketapang TPH Sumut, terkait kondisi penggilingan padi dan pelaku usaha perberasan di Sumut, di Kantor Dinas Ketapang TPH Sumut, kawasan Jalan AH Nasution Medan, Selasa (25/06/2024) sore. Foto Fey 
Kehadiran sejumlah pengurus Perpadi Sumut itu disambut positif Hj Lusyantini. Menurutnya, keberadaan pengusaha penggilingan padi dan pelaku usaha perberasan berperan penting dalam menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen sebagai upaya mendukung ketahanan pangan nasional. 

    "Selain menjadi alur dari subsistem produksi dan simpul agribisnis perberasan, Perpadi juga dapat menentukan jumlah ketersediaan pangan, mutu beras yang akan dikonsumsi masyarakat, serta tingkat harga gabah dan juga terkait pendapatan petani," urainya.

    Hal senada disampaikan Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, HM Juwaeni, yang hadir pada pertemuan tersebut bersama seorang stafnya, Mugiono. Apalagi, saat ini Sumut masih terus berupaya mewujudkan target produksi beras sebanyak 2.648.660 ton dari 4.158.022 ton Gabah Kering Giling (GKG) pada tahun 2024. Target tersebut akan diperoleh dari pertanaman padi seluas 807.086 hektar (ha) sawah dengan luas panen berkisar 790.839 ha.

   "Kita optimistis target itu bisa terwujud, sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Sumatera Utara pada tahun 2024 yang diprediksi sekitar 2.127.141 ton beras, atau surplus sebanyak 521.519 ton beras," tukasnya.

   Optimisme tersebut bukan tanpa alasan. Pada 2023, Juwaeni mengklaim, produksi beras Sumut mencapai 2.539.378 ton, atau sebanyak 3.986.465 ton GKG, dari kebutuhan konsumsi masyarakat yang berkisar 2.087.822 ton beras.   

    "Tahun 2023, Sumatera Utara juga mengalami surplus beras sebanyak 451.556 ton," ungkapnya.

   Ia berharap, rencana kerja sama dengan DPD Perpadi Sumut akan semakin mengukuhkan status Sumut sebagai salah satu 'Lumbung Padi' nasional. Fey  

Komentar

Berita Terkini