Daya tarik program ini terlanjur memicu beragam provinsi di Indonesia untuk menetapkan wilayahnya sebagai KPT. Salah satu diantaranya Sumatera Utara. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, berbagai kabupaten di Provinsi Sumut menetapkan daerahnya sebagai KPT. Mayoritas untuk komoditas tanaman pangan dan hortikultura.
Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, sejumlah kabupaten seperti Dairi, Pakpak Bharat dan Padang Lawas Utara (Paluta) disiapkan untuk KPT tanaman cabai merah yang bersumber dari P-APBD Tahun Anggaran 2022. Sementara, KPT bawang merah dialokasikan di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan bantuan bibit untuk pertanaman seluas 10 Ha dengan melibatkan 10 kelompok tani (poktan) di delapan desa.
“Di Dairi, Pakpak Bharat dan Paluta, kita siapkan bantuan benih cabai merah berikut sarana produksi pertaniannya seperti mulsa dan pupuk organik untuk pertanaman seluas 31 Hektar dengan melibatkan 10 kelompok tani di enam desa,” papar Plt Kadis TPH Sumut, Hj Lusyantini, saat hadir dalam kegiatan pencanangan KPT tanaman hortikultura di Dairi, beberapa waktu lalu.
Begitu juga bantuan benih padi untuk KPT tanaman pangan, pihaknya telah mengalokasikan untuk pertanaman seluas 400 Ha di Kecamatan Batang Onang, Padang Bolak dan Portibi, Kabupaten Paluta. Namun, diakuinya, saat ini bantuan tersebut belum bisa disalurkan karena masih dalam tahap perbaikan jaringan irigasi.
Berbeda dengan KPT di Kabupaten Deliserdang yang langsung dikawal pemerintah pusat. Bermodalkan lahan subur seluas 1.500 Hektar (Ha) di Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, sebanyak 9.151 petani dari 11 desa di wilayah kecamatan itu dilibatkan. Sebagai ‘pilot project’, ditanam benih bawang merah, cabai merah serta jahe gajah seluas 40 Ha, masing-masing di Desa Liang Pematang dan Desa Liang Muda, yang dikelola oleh 31 petani setempat di setiap desa. Hasil panennya juga tidak mengecewakan.
Simak komentar Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Yuli Sri Wilanti, saat hadir pada acara Soft Launching Kemitraan Closed Loop Hortikultura KPT Deliserdang di Desa Pematang Liang Kecamatan STM Hulu, awal Nopember lalu.
“Program KPT Deliserdang seluas 1.500 hektar ini pertama di Pulau Sumatera dan terluas di Indonesia yang telah dikembangkan dengan Konsep Kemitraan Closed Loop oleh pihak Kemenko perekonomian,” paparnya.
Dari Master Plan yang disusun pihak akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU) itu, nantinya KPT Deliserdang mengintegrasikan sektor pertanian, peternakan, perikanan dan pariwisata. Diharapkan, keberadaan konsep Kemitraan Closed Loop yang terintegrasi mulai hulu hingga hilir, masyarakat antar desa bisa bersinergi menghasilkan produk hortikultura berkualitas dan dibutuhkan pasar.
Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu, menjelaskan kepada Gubsu Edt Rahmayadi, site plan KPT tanaman hortikultura di Desa Parbuluan V Kecamatan Parbuluan Dairi, beberapa waktu lalu. Foto Fey |
Kendati demikian, pernyataan Gubsu Edy Rahmayadi saat menghadiri kegiatan pencanangan KPT tanaman hortikultura di Desa Parbuluan V Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, pada 21 Nopember 2022 lalu, layak untuk dicermati.
“Selain kesiapan lahan dan kemitraan untuk permodalan sekaligus menampung hasil panen petani, tidak kalah pentingnya komitmen kepala daerah, dalam hal ini bupati, untuk mendukung program KPT ini,” tegasnya.
Tak pelak, komitmen setiap kepala daerah memang mutlak dibutuhkan agar program ini berjalan sesuai dengan tujuan utamanya, yakni meningkatkan produksi dan menyejahterakan petani. Bukan justru sekadar mengharapkan beragam bantuan dengan memanfaatkan program KPT yang sedang tren saat ini. Semoga... Red