Sidikalang | Desa Parbuluan V Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi bakal mendunia, menyusul pencanangan wilayah itu sebagai ‘Kawasan Pertanian Terpadu' untuk tanaman cabai merah oleh Gubsu Edy Rahmayadi, Senin (21/11/2022).
Memiliki wilayah seluas
235,40 km persegi dengan 11 desa, Kecamatan Parbuluan teramat layak dijadikan
klaster lumbung pangan (Food Estate) bersama Kabupaten Karo dan Pakpak Bharat.
Tantangan Gubsu Edy untuk peningkatan produksi pertanian di Dairi beberapa
waktu lalu, langsung direspon Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu, dengan
menyediakan lahan seluas 400 Hektar (Ha) untuk lokasi pertanaman cabai merah,
bawang merah, kentang dan kubis. Lahan-lahan yang selama ini terlantar, dalam
kurun waktu relatif singkat menjelma menjadi lahan siap tanam.
“Sebagai tahap awal,
lahan seluas 22 hektar siap ditanami cabai merah,” papar Bupati Eddy Keleng Ate
Berutu, saat acara Bussiness Matching Produk Komoditi Aksi Pembangunan
Pertanian Terpadu Provinsi Sumut di Gedung Nasional Sidikalang, akhir September
silam.
Keseriusan Bupati Eddy
memang tidak main-main. Tanpa ragu, berulangkali sang bupati menyusuri jalan
berlumpur ke lokasi pencanangan yang berjarak hampir 1 km untuk memastikan
lahan pertanaman siap digunakan. Intensitas kunjungan itu semakin meningkat
menjelang hari pencanangan kawasan pertanian terpadu hortikultura.
“Kita sedang melakukan
persiapan agar acara besok bisa berlangsung lancar,” ungkapnya didampingi Kadis
Pertanian Dairi, Robot Manullang, di lokasi kegiatan, Minggu (20/11/2022)
siang.
Berdasarkan pengamatan,
sejumlah alat berat ‘beraksi’ menutupi jalan berlumpur akibat hujan yang terus
mengguyur wilayah Kecamatan Parbuluan sejak beberapa hari terakhir.
“Kita mau kunjungan Bapak
Gubernur Sumatera Utara ke Kabupaten Dairi berkesan,” tukasnya.
Ia mengklaim, kesiapan
tersebut sebagai salah satu bentuk dukungan sekaligus komitmen Pemkab Dairi
pada rencana besar pemerintah pusat menjadikan Dairi sebagai salah satu
‘Kawasan Pertanian Terpadu' di Sumut.
“Ini merupakan kerja
kolaborasi antara Pemkab Dairi dengan pihak desa, kecamatan, perbankan,
offtaker dan penyedia sarana dan prasarana di bawah koordinasi Dinas Pertanian
yang akan menghasilkan dampak besar untuk menyuplai kebutuhan komoditas di
daerah sekitar,” ujarnya.
Nantinya, Bupati Eddy juga
akan mengupayakan alat pengolahan hasil panen berikut packaging agar para
petani bisa mendapatkan nilai tambah dari hasil pertaniannya.
“Pengolahan hasil panen
berikut packaging akan membuat produk pertanian menjadi lebih mahal dan tidak
menutup peluang untuk diekspor ke manca negara,” sebutnya.
“Kita akan kawal secara
ketat pertanaman yang masuk dalam Kawasan Pertanian Terpadu di Sumatera
Utara,” tegas Lusyantini saat memantau persiapan pencanangan bersama Plh Kabid
Sarana Prasarana, Heru Suwondo dan Kepala Seksi Sayuran dan Tanaman Obat Bidang
Hortikultura, Adri Airil Nasution.
Pihaknya juga
menggelontorkan benih dan bibit, berikut sarana produksi pertanian (saprodi) di
kawasan itu agar para petani semakin bersemangat dalam melakukan usahatani.
Lebih lanjut dikatakan,
lahan yang hendak ditanami cabai merah telah melalui serangkaian proses
pengolahan, mulai pematangan hingga treatment kesuburan tanah, termasuk
mengendapkan unsur hara.
Menariknya, kata
Lusyantini, di saat bersamaan, konsultan dari pihak Asian Development Bank
(ADB) juga sedang melakukan kajian sumber air untuk mengairi pertanaman di tiga
kabupaten yang masuk dalam ‘Kawasan Pertanian Terpadu’.
“Ada beberapa sumber air
yang bisa digunakan untuk mengairi pertanaman di Desa Parbuluan V ini,”
tukasnya yang sebelumnya sempat berbincang dengan perwakilan ADB di lokasi
kegiatan.
Lusyantini optimistis,
‘Kawasan Pertanian Terpadu' ini akan menjadikan Desa Parbuluan V mendunia
melalui produk pertanian hortikultura yang dihasilkannya. Fey