Menurut Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Hj Lusyantini, peningkatan kompetensi SDM PPL sangat mendesak dilakukan, seiring tuntutan zaman. Bertugas sebagai pendamping petani di lapangan, PPL harus membekali diri dengan pengetahuan yang mumpuni seputar pertanaman.
Apalagi, lanjutnya, program nasional saat ini meningkatkan produksi komoditas pangan strategis seperti padi, jagung dan kedelai di tanaman pangan serta cabai merah dan bawang merah pada tanaman hortikultura yang kerap mempengaruhi inflasi.
“Sebagai ujung tombak dalam memberhasilkan petani, PPL harus profesional serta memiliki wawasan luas, kreatif dan inovatif saat bertugas di lapangan,” imbaunya saat membuka kegiatan bertajuk 'Peningkatan dan Pengembangan SDM PPL yang Profesional, Inovatif, Kreatif dan Berwawasan Global' tersebut, Senin (24/10/2022).
Lusyantini mengakui, keterbatasan personil PPL juga mendorong pihaknya harus ekstra keras melakukan pendampingan petani. Saat ini, jumlah total PPL di Sumut berkisar 4.327 personil, terdiri atas 1.306 Penyuluh Aparatur Sipil Negara (ASN)/CPNS, 888 Penyuluh P3K, 164 Penyuluh THL TB APBN, 157 Penyuluh THL APBD Sumut, 646 Penyuluh THL APBD daerah dan 1.166 Penyuluh Swadaya.
Padahal, berdasarkan UU No 19 tahun 2013 Pasal 46 ayat 4, disebutkan satu personil Penyuluh membina satu Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) yang terdiri dari satu desa. Sementara, sesuai data Badan Pusat Statistik tahun 2020, terdapat 6.125 kelurahan/desa di Sumut.
“Kalau cerita ideal, kita masih membutuhkan 1.798 PPL lagi agar pendampingan kepada petani di Sumatera Utara bisa maksimal,” sebutnya.
Kendati demikian, pihak Dinas TPH Sumut berupaya terus mendukung kinerja Penyuluh Pertanian dalam upaya mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Hal itu sejalan dengan Visi Gubsu Edy-Rahmayadi dan Wagubsu Musa Rajekshah, yakni Menuju Sumatera Utara Maju, Aman dan Bermartabat. Beberapa diantaranya seperti pengadaan sarana/prasarana personil Penyuluh Pertanian berupa sepeda motor, Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)/Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), demo plot, pengangkatan tenaga bantu Penyuluh Pertanian, salah satunya THL APBD Sumut dan lainnya.
“Itu merupakan upaya kita untuk memperkuat tugas Penyuluh Pertanian Lapangan,” ujarnya dihadapan puluhan peserta dan sejumlah pejabat eselon III di lingkup Dinas TPH Sumut, diantaranya, Kabid Tanaman Pangan, M Juwaeni, dan Kepala UPT Mekanisasi Pertanian, Efendi Pane.
“Peningkatan kompetensi SDM PPL ini merupakan salah satu upaya memenuhi tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan prima agar petani mampu meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi usaha agribisnis di bidang pertanian,” urainya.
Di sela kegiatan, Kepala Seksi Ketenagaan Penyuluh Bidang Penyuluhan Dinas TPH Sumut, Fredy Amrin Siregar, menjelaskan, PPL THL yang menjadi peserta berasal dari Kota Medan (6), Binjai (3), Tebingtinggi (1), Kabupaten Deliserdang (7), Serdangbedagai (4), Batu Bara (2), Karo (1), Dairi (1), Simalungun (1), Asahan (2), Langkat (6), Labuhanbatu (1), Labuhanbatu Utara (1), Labuhanbatu Selatan (1), Samosir (1), Toba (1), Tapanuli Utara (2), Tapanuli Selatan (2), Padangsidimpuan (1), Padang Lawas (2), Padang Lawas Utara (2), dan Mandailing Natal (2).
“Keberadaan PPL THL sebagai upaya meminimalisir kekurangan personil PPL di desa,” tukasnya.
Fredy menambahkan, ada sembilan indikator keberhasilan kinerja PPL, diantaranya program Penyuluh Pertanian melalui kantor BPP kabupaten/kota tersusun sesuai kebutuhan petani, termasuk rencana kerja di wilayah kerja masing-masing. Kemudian, ada data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi sesuai komoditas unggulan, serta tercipta kemandirian petani, kelompok tani, kelompok usaha/asosiasi dan usaha formal, baik berbentuk koperasi maupun usaha formal lainnya.
“Terwujudnya kemitraan usaha antara petani dan pengusaha yang saling menguntungkan, serta terbukanya akses petani ke lembaga keuangan, informasi sarana produksi pertanian dan pemasaran, juga menjadi indikator keberhasilan kinerja PPL,” tegasnya.
Sekadar informasi, kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut juga menghadirkan sejumlah pemateri. Usai kegiatan pembukaan, tampil dua pemateri, masing-masing Kabid Penyuluhan Dinas TPH Sumut, Sutarman, membahas ‘Peran Penyuluh Pertanian untuk Peningkatan SDM Petani/ Kelompok tani, dan pihak Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan yang membawakan materi bertajuk ‘Peningkatan Kompetensi Penyuluh Pertanian'.
Pada hari kedua, giliran pihak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumut menjadi pemateri dengan tema ‘Standarisasi Teknologi Pertanian', disusul perwakilan Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan makalah berjudul ‘Eksplorasi Kekayaan Alam TPH Spesifik Sumut', pemateri dari pihak Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara membahas ‘Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Ramah Lingkungan’, serta dari Relawan Eco Enzym Indonesia yang menjelaskan seputar ‘Eco Enzym' berikut manfaatnya. Di hari terakhir, tampil perwakilan dari Penyuluh Provinsi Sumut membawakan materi bertajuk ‘Peluang Usaha Tanaman Organik', sebelum kegiatan ditutup oleh Kabid Penyuluhan Dinas TPH Sumut. Fey