Jajaran tanaman Refugia yang mampu meminimalisir populasi hama secara alami. Foto Ist |
"Para petani harus menjaga keberadaan serangga predator dan parasitoid sebagai musuh alami, dan menanam Refugia bisa menjadi rumah bagi hama itu sebelum menemukan mangsanya," papar Kepala UPT PTPH Dinas TPH Provsu, Marino, di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, Rabu (29/04/2020).
Ia mengklaim, penggunaan tanaman Refugia itu sejalan dengan empat prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yang salah satu diantaranya dilakukan dengan Pemanfaatan Musuh Alami.
"Pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami yang potensial merupakan tulang punggung PHT," tegasnya.
Marino mengemukakan, musuh alami seperti serangga predator sangat efektif dalam meminimalisir populasi hama pada tanaman padi. Dari sisi agro-ekosistem, lanjutnya, terjadi keseimbangan populasi antara hama dengan musuh alaminya
"Para petani harus menjaga populasi hama tidak melampaui ambang toleransi tanaman," imbau Marino.
Beragam warna bunga dari Refugia mampu mempercantik areal pertanaman petani. Foto Ist |
"Dari hasil laporan petugas kita di lapangan, pemanfaatan tanaman Refugia pada musim tanam lalu, sangat efektif dalam upaya meningkatkan poduktivitas padi," tutur Marino.
Apalagi, pihaknya berupaya untuk melakukan pencegahan dengan memanfaatkan tanaman Refugia, dibandingkan harus menggunakan pestisida kimiawi saat melakukan gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman.
"Penyemprotan dengan pestisida kimiawi dilakukan bila populasi hama sudah tinggi. Kalau bisa kita minimalisir penggunaan pestisida kimiawi dengan menanam Refugia, kenapa tidak?" tukasnya.
Hal itu dibenarkan Raslin Hutabarat, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya. Saat ini, pihaknya telah menanam Refugia dengan pola mengelilingi areal pertanaman padi seluas 30 hektar (Ha).
"Kita akan terus anjurkan para petani untuk menanam Refugia, agar hama pada tanaman padi bisa terjaga," tukasnya.
Beragam koleksi tanaman Refugia yang terus dikembangkan pihak Laboratorium PHP Tanjungmorawa di bawah naungan UPT PTPH Dinas TPH Provsu. Foto Ist |
"Ada beberapa jenis bibit Refugia yang kami kembangkan di Laboratorium Tanjungmorawa, diantaranya, Bunga Matahari, Tahi Ayam, Kenikir, Bunga Pukul delapan dan Bunga Kertas," ungkap Raslin.
Pihaknya juga mengingatkan para petani untuk tidak menanam Refugia terlalu dekat dengan tanaman utamanya, seperti padi.
"Ini untuk menghindari kedua tanaman, yakni Refugia dan padi berebut unsur hara dan air kalau letaknya berdekatan," sebutnya.
Kadis TPH Provsu, Ir H Dahler Lubis MMA (topi putih) berdialog dengan stafnya saat meninjau pertanaman bawang merah di kawasan kabupaten Batubara, setahun silam. Foto Ist |
"Kehadiran tumbuhan berbunga seperti Refugia sangat penting untuk melestarikan populasi musuh alami di suatu ekosistem seperti agroekosistem," urainya.
Pada kesempatan itu, Dahler mencoba menganalogikan keberadaan refugia yang tergolong efektif dalam hal pengendalian hama tanaman secara alami.
"Refugia akan menghasilkan nectar yang baunya akan menarik banyak serangga, baik musuh alami maupun hama tanaman, sehingga akan terjadi kompetisi antar-sesama serangga untuk mendapatkan nectar itu. Pengendalian hama tanaman secara alami justru terjadi saat memperebutkan nectar," tandasnya. Fey